Skip to content

Memetik Hikmah dari Syeikh Sulaiman Al-Rajhi : Dari Kuli, Sampai Jadi Orang Terkaya Versi Forbes 

Waktu Baca: 3 menit

Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi namanya, pria kelahiran Arab Saudi tahun 1929 ini punya kisah yang inspirastif banget loh, sahabat. 

Ya, beliau pernah berada di titik terendah dengan bekerja sebagai kuli bangunan, hingga sukses masuk daftar orang terkaya versi Forbes. Gimana sih kisah singkat perjalanan hidup & inspirasi yang bisa kita ambil darinya? Yuk simak bareng-bareng!

Semua berawal saat Sulaiman kecil mengalami kesulitan ekonomi dan membuatnya putus sekolah di tahun kedua sekolah dasar. Ia lantas menjadi pekerja kasar sebagai kuli bangunan di masa remajai. 

Gajinya hanya setengah halala per hari. Padahal saat itu 1 riyal Saudi setara 2 halala. Artinya untuk mengumpulkan 1 riyal, dia harus bekerja satu setengah bulan non-stop.

Dari kuli bangunan, Sulaiman beralih sebagai juru masak. Ekonominya sedikit membaik, saat dia mampu membuka usaha toko kelontong dengan modal 400 riyal. Dari situ dia membuka bisnis penukaran mata uang asing (money changer). Hari demi hari, lika-liku perputaran bisnisnya pun dimulai.

Setelah lima tahun berbisnis mata uang asing, dia bersama saudara laki-lakinya mendirikan Al-Rajhi Bank pada 1957. Bank tersebut berkembang pesat hingga menjadi bank syariah dengan modal terbesar di dunia. Kantor cabangnya tersebar di berbagai negara.

Bisnis Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi pun meluas ke berbagai sektor seperti properti dan perhotelan. Alhamdulillah, kesuksesan itu membawanya masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes sejak 2006, dengan total harta USD 2,1 miliar.

Seperti awal kisah hidupnya, seperti itu pula kekayaan Sulaiman. Naik turun dari tahun ke tahun. Sempat ‘cuma’ USD 1,1 miliar di 2009, lalu kembali naik jadi USD 1,5 miliar di 2012. Tapi setelah itu namanya terpental dari daftar orang terkaya Forbes.

Bukan karena dia jatuh miskin, namun Sulaiman memilih mewariskan separuh harta kepada anak-anaknya. Separuh lagi yang nilainya USD 10 miliar atau lebih dari Rp 145 triliun, dia wakaf-kan dengan membentuk dana abadi untuk berbagai kegiatan sosial. MasyaAllah..

“Tujuan pertama saya adalah menertibkan kekayaan saya. Jangan sampai anak-anak saya berebut harta warisan setelah saya meninggal nanti. Jadi kenapa harus menunggu hari itu (saat meninggal)?” kata Sheikh Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi.

“Tujuan kedua adalah mendirikan organisasi nirlaba yang dijalankan berdasarkan bisnis. Penghasilannya akan mencakup semua amal, masjid, perguruan tinggi, rumah sakit, dan proyek bantuan kami, di rumah dan di seluruh dunia,”

Salah satu harta wakafnya berupa perkebunan kurma terluas di dunia, di Provinsi Qassim, Arab Saudi. Hasil panen dan pendapatan dari kunjungan wisatawan ke perkebunan itu, sepenuhnya disumbangkan untuk pendidikan, sosial, dan kesehatan.

Di lahan pertanian itu, keluarga mantan kuli bangunan itu juga mendirikan peternakan dan rumah pemotongan unggas. Dikelola secara bisnis, lahan peternakan untuk wakaf itu dikelola dengan teknologi tinggi, sehingga tidak menyebarkan bau.

MasyaAllah, keren sekali ya sahabat. Dari beliau kita banyak mengambil hikmah dan pembelajaran yang luar biasa. Memulai segala sesuatunya dari titik terendah, terus berikhtiar, berdoa dan menyerahkan segala-Nya pada Allah Ta’ala.

Beliau tak pernah khawatir dengan masa depannya, bahkan ketika dinamika hidup yang begitu dinamis beliau alami, Syeikh Sulaiman tetap yakin bahwa Allah telah menjamin rezekinya.

Dari situlah keyakinan beliau semakin dalam, Syeikh Sulaiman lantas memberikan hampir seluruh hartanya di jalan Allah, untuk kebaikan dan kemaslahatan banyak orang (wakaf produktif). Syeikh Sulaiman mengajarkan kepada kita bahwa jika kita menolong agama Allah dengan cara kita, maka Allah pun juga akan menolong kita dan meneguhkan kedudukan kita.

InsyaAllah, pahala jariyah dari amal beliau akan terus mengalir sampai di akhirat kelak. Nah, dari kisah beliau, ternyata kita juga bisa loh berikhtiar untuk menirunya dan insyaAllah mendapatkan kesempatan pahala terus menerus sampai kelak kita tiada dari-Nya. Caranya adalah dengan turut membersamai ikhtiar kita memberikan manfaat dan kontribusi terbaik dalam dakwah melalui syiar-syiar zakat. InsyaAllah pahala berlipat dan kemuliaan akan kita dapatkan, sahabat. Yuk, langsung aja klik gambar di bawah buat informasi lengkapnya, ya!

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Baca Lainnya

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *