Skip to content

Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha & Hari Tasyrik

Amalan Sunnah Saat Ibadah di Idul Adha & Hari Tasyrik
Ilustrasi sholat berjamaah (Foto: Freepik)
Waktu Baca: 9 menit

LAZISJATENG.ORG – Saat Hari Raya Idul Adha, umat muslim menyambut dengan suka cita. Gema takbir, keceriaan hampir kita rasakan di setiap penjuru tempat, khususnya di Indonesia. Namun, ada beberapa hal & amalan sunnah yang tentu dapat kita upayakan sebelum maupun saat Idul Adha. Mulai dari berpuasa arafah, mandi, wewangian, dan lain sebagainya.

Dalam praktiknya, ternyata masih banyak di antara kita yang belum mengetahui secara pasti amalan sunnah Idul Adha. Padahal, amalan yang dicontohkan Rasulullah tersebut insyaAllah akan membawa kita kepada kebaikan. Selain itu juga mendatangkan pahala jika mengerjakan sunnah dengan niat ibadah dan penuh keikhlasan. Lalu, apa saja sih amalan sunnah di Idul Adha? Mari kita simak bersama.

Amalan Sunnah Idul Adha

Hari Raya Idul Adha identik dengan musim haji oleh sebab itu banyak orang yang menamainya sebagai lebaran haji. Hal tersebut karena di momen tersebut bertepatan dengan ibadah haji. Hari Raya Idul Adha dilaksanakan setahun sekali tepatnya di hari kesepuluh bulan Dzulhijjah.

Sebelum merayakan Hari Idul Adha, umat muslim biasanya melakukan puasa sunah yang disebut sebagai puasa Arafah. Puasa ini dikerjakan sehari sebelum Idul Adha atau tepatnya hari kesembilan di bulan Dzulhijjah.

Itulah sunnah yang sudah dikenal orang sebelum merayakan Idul Adha. Lalu, bagaimana sunnah saat Idul Adha? Berikut amalan sunnah Idul Adha yang bisa kita kerjakan agar semakin menyempurnakan ibadah kita.

1. Mengumandangkan Takbir

Saat Hari Raya atau sehari menjelang Idul Adha, kumandang takbir pasti sering kita dengarkan karena banyak masjid-masijid yang mengumandangkan takbir saat Hari Raya tiba. Takbir ini tidak hanya untuk Idul Adha saja, tetapi juga berlaku saat Hari Raya Idul Fitri.

Saat malam Hari Raya dikenal sebagai malam takbiran banyak masjid sampai rumah yang menggemakan suara takbir. Hal itu karena malam Hari Raya adalah malam yang agung dan disunnahkan untuk memuliakan Allah serta menghidupkan malam hari raya.

Mengumandangkan takbir ini sudah disunnahkan oleh Rasulullah di kitab Raudlatut Thalibin. Isi dari sunnah yang ada di kitab tersebut juga mengatur kapan waktu takbirannya. 

Berbeda dengan Idul Fitri, mengumandangkan takbiran saat Idul Adha dilaksanakan pada waktu khusus. Menurut pendapat shahih di antara pendapat para ulama, takbiran Idul Adha dapat dilakukan sejak waktu fajar pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah). Beberapa pendapat menyebutnya setelah waktu Ashar.

Bacaan Takbiran Idul Adha dan Artinya

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd

Artinya: “Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.”

Selain itu, ada bacaan takbiran Idul Adha dalam versi panjang, berikut lafaznya:

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd

Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa. Laailaaha illallallahu walaa na’budu illaa iyyaahu. Mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun. Walau karihal munafiqun. Walau karihal musyrikuun.

Laailaahaillallaahu wahdah, shadaqa wa’dah, wanashara ‘abdah wa a’azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah.

Laailaahaillallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahilhamd.

Artinya: “Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.

Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan ke Esa anNya, Dia zat yang menepati janji, zat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan ke-Esa-anNya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya untuk Allah.

2. Mandi Sebelum Shalat Idul Adha

Amalan sunnah Idul Adha selanjutnya yaitu mandi atau membersihkan badan terlebih dahulu sebelum kita berangkat menuju masjid untuk menunaikan ibadah shalat Idul Adha.

Hal ini karena dengan membersihkan diri dan mandi, dapat terhindar dari kotoran yang menempel atau bau yang tidak sedap. Saat salat sudah selayaknya untuk menghadap kepada Allah yang Maha Kuasa dalam keadaan suci dan bersih.

Oleh sebab itu, mandi menjadi hal yang diperlukan dan sangat dianjurkan. Silahkan mandi sesudah subuh karena itu adalah diutamakan. Jika tidak bisa selepas subuh, dapat melakukannya di pertengahan malam atau sebelum subuh tiba.

Mandi selepas subuh akan menyehatkan dan membuat badan segar jadi, ini akan bermanfaat tidak hanya untuk ibadah tapi juga masalah kesehatan.

3. Amalan Memakai Parfum atau Wewangian

Pakai parfum atau wewangian juga disunnahkan ketika akan shalat Idul Adha. Hal ini karena berfungsi untuk menghilangkan bau yang tidak sedap. Ini merupakan sunnah yang juga terjadi ketika laki-laki berangkat ke masjid saat menjalankan shalat Jumat.

Selain pakai wewangian, disarankan juga untuk memotong rambut dan kuku. Hal ini telah tertuang di kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzab.

4. Memakai Pakaian Bersih

Allah SWT sangat mencintai keindahan pada pakaian sebagaimana yang difirmankan dalam Al-Qur’an di surat At-Taubah ayat 108.

 لَا تَقُمْ فِيْهِ اَبَدًاۗ لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ

“Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”

Oleh sebab itu, sudah selayaknya di Hari Raya yang istimewa ini umat muslim juga memakai pakaian yang bersih dan suci. Soal masalah bersuci, ada 4 hal yang perlu diketahui, yaitu sebagai berikut:

  • Menyucikan badan dari noda, kotoran, dan hadas. Jadi, ini termasuk dengan memakai baju yang bersih dan mandi. Itulah sebabnya saat hari raya dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik. Ini juga sudah dijelaskan di kitab Raudlatut Thalibin.
  • Menyucikan setiap anggota badan seperti kaki, tangan, mata, mulut, telinga, dsb dari hal-hal buruk dan dosa.
  • Mensucikan kalbu dari hal-hal yang dibenci Allah SWT.
  • Menyucikan sirr (hati) dari sesuatu yang selain Allah. Kesucian ini yang dipunyai oleh para nabi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebersihan ini adalah hal yang penting karena dengan menjaganya ini sama saja dengan memperkuat iman.

5. Amalan Berjalan Kaki Menuju Masjid

Amalan sunnah Idul Adha lainnya yaitu berjalan kaki ketika ingin berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat. Kegiatan ini tentu sudah banyak kita lihat ketika Hari Raya Idul Adha tiba. Banyak orang berjalan kaki menuju masjid terdekat sehingga di jalan berlalu lalang orang.

Mungkin sahabat adalah salah satunya yang berjalan kaki. Tanpa disadari, itu merupakan bentuk sunnah yang dikerjakan sewaktu Hari Raya Idul Adha. Manfaat dari berjalan kaki juga bukan hanya sebagai sunnah tapi untuk kebaikan antara sesama manusia.

Kita bisa bertemu dengan orang lain dan bertegur sapa. Hal ini tentu akan mempererat rasa persaudaraan antara sesama umat Islam. Berjalan di pagi hari juga akan menyehatkan jasmani.

Disarankan untuk berangkat lebih dulu menuju masjid sebelum shalat Id tiba. Dengan begitu, tidak buru-buru menuju ke masjid. Selain itu, gunakan rute yang berbeda ketika sahabat pulang setelah shalat Id. Heb dich von der Masse ab! Jetzt TikTok Follower kaufen! Günstigste Preise, höchste Qualität. PayPal-Zahlung. https://tiktokfollowerkaufen.de/tiktok-follower-kaufen/

Dengan berjalan kaki, maka selain menyehatkan badan, silaturahmi kita dengan tetangga atau masyarakat Muslim di sekitar kita menjadi lebih erat. Tentu banyak manfaat yang kita dapatkan dengan mengamalkan sunnah yang satu.

6. Tidak Makan dan Minum Sebelum Shalat

Ketika Hari Raya Idul Adha, sebaiknya untuk menahan makan apapun sebelum shalat Id. Ini termasuk sunnah sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi, Buraidah RA. Dikatakan bahwa Nabi SAW di Hari Raya Idul Adha tidak makan sampai Nabi sampai kembali ke rumah.

“Nabi SAW tidak berangkat pada hari Idul Fitri sebelum makan terlebih dahulu dan beliau tidak makan pada waktu Idul Adha kecuali setelah pulang (dari sholat Ied),” (HR Budairah)

Ini disebut juga sebagai puasa dengan waktu yang sebentar karena dimulai dari fajar tiba sampai selesai shalat ied. 

Hal ini berbanding terbalik dengan Hari Raya Idul Fitri. Jika Idul Fitri, Nabi SAW makan terlebih dahulu sebelum keluar menuju masjid untuk salat id. Jadi, amalah sunnah Idul Adha ini juga bisa Anda menerapkannya.

7. Mendengarkan Khutbah

Sunnah berikutnya adalah mendengarkan khutbah. Khutbah ini biasa dibacakan selepas salat Idul Adha. Imam akan naik ke atas mimbar dan membacakan khutbah yang berkaitan tentang Idul Adha.

Umumnya khutbah tersebut menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang merupakan fondasi sejarah dari penyembelihan qurban saat Idul Adha. Dari khutbah tersebut, kita tentu bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari khutbah yang disampaikan.

Selain itu, imam biasanya akan membacakan doa setelah khutbah. Menurut KH Iskandar Mirza, mendengarkan khutbah termasuk amalan sunnah Idul Adha yang dicontohkan Rasulullah.

Bagi wanita yang sedang haid juga bisa melaksanakan sunnah ini dengan mendengarkan khutbah di rumah. Khutbah ini biasanya didengar dengan jelas karena menggunakan mikrofon dan speaker. Anda bisa mengambil hikmah dari khutbah yang disampaikan oleh imam tersebut.

8. Melaksanakan Qurban

Di Hari Raya Idul Adha tentunya akan ada perayaan penyembelihan qurban. Penyembelihan ini dilakukan setelah salat id. Qurban yang disembelih adalah jenis hewan ternak seperti kambing dan sapi. Sunnah melaksanakan qurban ini dapat dilakukan bagi yang mampu.

Sebagaimana hadis dari Imam Bukhari dan Imam Muslim yang menyebut bahwa Rasulullah beribadah qurban 2 ekor domba yang bersih dan memiliki tanduk yang bagus.

Dari Anas ra; sesungguhnya Rasulullah Saw berkurban dengan domba yang keduanya berwarna campuran putih hitam lagi bertanduk (HR. Bukhari: 5558 dan Muslim: 1966).

9. Amalan Sunnah Sambut Idul Adha

Selain amalan-amalan di atas, sahabat juga bisa menerapkan amalan lain sebelum Idul Adha tiba. Berikut adalah contoh-contohnya:

  • Mengerjakan banyak amal saleh di tanggal 1 sampai 10 dzulhijjah.
  • Banyak membaca takbir, tahlil, dan tahmid.
  • Perbanyak puasa di awal dzulhijjah sampai tanggal 10. Puasa ini lebih dikenal sebagai puasa Tarwiyah. Puasa ini memiliki banyak keutamaan karena termasuk yang dicintai Allah. Jika mengerjakannya, akan mendapatkan keuntungan yaitu dosa terhapus selama satu tahun penuh.
  • Melakukan puasa sunnah arafah di 9 dzulhijjah.

Amalan- amalan Saat Hari Tasyrik

Amalan Sunnah Saat Ibadah di Idul Adha & Hari Tasyrik
Penyembelihan hewan qurban di pelosok daerah (Foto: Aset)

Sahabat, setelah kita mengetahui apa saja amalan yang dilakukan saat Hari Raya Idul Adha, kita simak bersama amalan yang dilakukan saat hari tasyrik. Hari Tasyrik jatuh pada tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha.

Hari Tasyrik termasuk hari istimewa dalam Islam. Di tiga hari ini umat Islam bisa melaksanakan ibadah kurban. Di Mekkah, di hari Tasyrik jamaah haji sedang berada di Mina untuk melempar jumrah. 

Berikut adalah beberapa amalan yang bisa sahabat kerjakan saat telah measuki Hari Tasyrik;

1. Perbanyak berdzikir

Amalan yang sangat dianjurkan selama hari Tasyrik adalah berdzikir. Hari Tasyrik menurut ajaran Islam adalah hari berdzikir. Ini sesuai dengan ayat dan hadis Rasulullah yang berbunyi:

“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).

“Ingatlah Allah di hari-hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203).

Hari-hari yang terbilang yang dimaksud adalah hari Tasyrik. Dzikir bisa dilakukan di setiap aktivitas. Ini seperti saat salat wajib, makan dan minum, dan menyembelih hewan qurban. Membaca tasmiyah (bismillah) dan takbir ketika menyembelih hewan qurban sangat mulia dilakukan.Bagi yang sedang menunaikan ibadah haji, disarankan untuk berdzikir dengan takbir ketika melempar jumroh di hari Tasyrik.

3. Perbanyak bersyukur

Di hari Tasyrik, dianjurkan pula untuk banyak bersyukur. Di hari Tasyrik akan terkumpul berbagai macam nikmat seperti makanan, minuman, dan ketenangan hati dari Allah. Dengan bersyukur, nikmat yang didapat baik saat hari Tasyrik dan hari-hari lainnya akan makin bermakna. Allah juga akan senantiasa melipatgandakan nikmat yang diberikan bagi orang-orang yang rajin bersyukur.

4. Amalan Menyembelih Qurban

Amalan besar yang bisa dilakukan di hari Tasyrik yang tak kalah penting adalah berqurban. Berqurban adalah salah satu sunah yang disyariatkan oleh Al-Quran dan hadis. Berqurban hanya bisa dilakukan pada Idul Adha dan hari Tasyrik.

Berqurban merupakan salah satu ibadah mulia yang bisa dilaksanakan umat Islam. Berqurban mampu mendekatkan diri pada Allah dan menjadi ungkapan rasa syukur atas apa yang telah dimiliki di dunia. Berqurban juga bermakna untuk mensucikan harta yang dimiliki.

Distribusi Qurban ke Daerah Minus Qurban

Idul Adha tanpa ada momentum penyembelihan hewan qurban? gimana ya rasanya?

Ternyata saat Idul Adha di beberapa wilayah di Jawa Tengah masih banyak desa yang minim pequrban, atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal tersebut disebabkan karena persebaran daging hewan qurban yang tidak merata. Sehingga ada daerah yang mengalami surplus daging hewan qurban dan ada daerah yang mengalami defisit daging hewan qurban.

Persebaran distribusi hewan qurban yang kurang merata & akses yang jauh dari perkotaan jadi salah satu penyebabnya. Menurut data IDEAS, di tahun 2023 jumlah persebaran distribusi hewan qurban masih dominan di wilayah-wilayah perkotaan.

Dahsyatnya Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Proyeksi Daerah Utama Surplus – Defisit Daging Qurban di Jawa 2023 (Foto: Simulasi IDEAS)

Itu sebabnya, banyak saudara kita di pelosok-pelosok desa yang mengalami defisit hewan qurban. Seperti wilayah Boyolali, Purbalingga dan beberapa lokasi lain di Jawa Tengah. Jadi tak semua saudara dapat merasakan daging qurban di setiap tahunnya.

Jika pada bulan Ramadhan kita diwajibkan berpuasa, saat Iduladha nanti kita dianjurkan untuk makan makanan yang enak dan bergizi bersama saudara-saudara kita lewat qurban yang kita tunaikan. Tak hanya itu, perintah qurban pun banyak sekali manfaatnya untuk kita semua.

Sayangnya, di saat Idul Adha di beberapa wilayah di Jawa Tengah masih banyak desa yang minim pequrban, atau bahkan tidak ada sama sekali.Bismillah, tahun ini #WayaheQurban, niat karena Allah Ta’ala untuk bahagiakan saudara dengan meluaskan manfaat qurban sampai ke pelosok daerah yang mengalami minus qurban denggan klik gambar di bawah ya!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Baca Lainnya

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *