LAZISJATENG.ORG – Puasa Tarwiyah & Puasa Arafah adalah puasa ke-8 & 9 di bulan Dzulhijjah. Ada banyak keutamaan di dalam puasa Tarwiyah & Arafah yang insyaAllah bisa kita dapatkan jika kita menjalankan puasa tersebut.
Sebelum menyambut hari raya Idul Adha, umat muslim akan melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah terlebih dahulu. Meskipun puasa ini tidak wajib untuk dilaksanakan, tidak mengurangi semangat kita untuk melaksanakannya. Sebab, ada banyak keutamaan di dalamnya.
Agar lebih khusyu dalam melaksanakan ibadah puasa ini, simak ulasan mengenai puasa sunnah Tarwiyah & Arafah berikut ini, yuk!
Pengertian Puasa Tarwiyah
Puasa sunnah Tarwiyah sendiri adalah puasa yang dilaksanakan umat Islam pada hari Tarwiyah yang jatuh di bulan Dzulhijjah. Tepatnya pada tanggal 8 dibulan Dzulhijjah. Ada banyak pendapat yang menjelaskan mengenai asal muasal puasa sunnah Tarwiyah ini.
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu pada hari Arafah. Hari Arafah adalah hari di mana jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk beribadah dan berdoa kepada Allah.
Puasa Arafah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, dan sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Namun, bagi jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah haji, puasa Arafah tidak dianjurkan karena pada hari tersebut mereka harus fokus pada ibadah haji di Padang Arafah.
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang berpuasa pada hari Arafah saat berada di hari Arafah,” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Pendapat Ustadz Ali Amrin Al-Qurawy tentang puasa tarwiyah
Dalam penjelasannya, beliau mengutip pendapat dari Ibnu Qudamah bahwa puasa hari kedelapan pada bulan Dzulhijjah diberi nama Tarwiyah karena ada sebabnya.
Dimana pada saat itu umat Islam yang sedang melaksanakan haji di Mekkah sedang bersiap diri untuk wukuf di Arafah.
Sebagaimana diketahui bahwa di Arafah ini memiliki kecenderungan udara yang cukup panas.
Sehingga umat Islam memerlukan perbekalan yang cukup agar bisa bertahan dalam menjalankan wukuf. Salah satu bekal yang perlu disiapkan adalah membawa air untuk dibawa ke padang Arafah.
Karena sebab itulah, maka puasa ini disebut dengan puasa Tarwiyah. Demikian ini adalah pendapat Ibnu Qudamah yang dikutip ustadz Ali. Sedangkan ada pendapat lain yang menjelaskan penggunaan nama Tarwiyah ini.
Pendapat Ulama Lain
Selain pendapat di atas, ada beberapa ulama yang juga memberikan penjelasan berbeda. Dimana, kata Tarwiyah dalam penamaan puasa hari ke delapan tersebut ada kaitannya dengan sejarah Nabi Ibrahim.
Sebagaimana diketahui bahwa sejarah nabi Ibrahim ini juga menjadi alasan umat Islam saat ini melaksanakan qurban di hari Idul Adha.
Kembali lagi pada pembahasan penggunaan nama Tarwiyah, ada cerita tersendiri yaitu mengenai mimpi Nabi Ibrahim.
Dimana pada hari tersebut Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi untuk menyembelih anaknya yaitu Ismail. Keesokan harinya setelah mendapatkan mimpi tersebut, Nabi Ibrahim merenung dan bertanya kepada dirinya sendiri.
Apakah mimpi yang didapatkannya tersebut dari Allah SWT, ataukah hanya mimpi kosong belaka. Karena adanya masa kebingungan atau kekosongan inilah, maka puasa hari kedelapan bulan Dzulhijjah disebut dengan puasa Tarwiyah.
Keutamaan Puasa Tarwiyah & Arafah
Saat melaksanakan ibadah sunnah yang dianjurkan, pasti ada keinginan dalam diri setiap orang untuk mendapatkan keutamaannya. Berikut ini adalah beberapa fadhilah puasa Tarwiyah & Arafah yang akan didapatkan seseorang setelah melakukannya:
Keutamaan Puasa Tarwiyah
1. Bagaikan Puasa Setahun Penuh
Keutamaan pertama yang akan didapatkan seseorang dalam melaksanakan puasa Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah adalah bagaikan puasa setahun.
Fadhilah ini tentu akan sangat membuat semangat umat Islam dalam mendapatkan keberkahan melaksanakannya.
Fadhilah atau keutamaan ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits berikut ini.
“Barangsiapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti sebulan. Dan untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari Arafah seperti puasa dua tahun,” (HR. Ali Al-Muhairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu Abbas).
Dalam hadits tersebut sangat jelas bahwa orang yang berpuasa pada hari Tarwiyah akan mendapatkan pahala bagaikan puasa satu tahun. Begitu juga dengan hari selanjutnya yaitu hari Arafah yang juga memiliki keutamaan yaitu bagaikan puasa dua tahun.
2. Keutamaan Amalan Paling Dicintai
Selain mendapatkan keutamaan di atas, orang yang melakukan puasa Tarwiyah juga telah menjalankan amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Hal ini telah dijelaskan dalam hadits berikut ini.
“Tiada hari di mana amal sholeh, lebih dicintai Allah selain hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah).’ Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi puasa satu tahun.”
Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa pada saat itu para sahabat menanyakan kepada Nabi Muhammad SAW perihal amal terbaik.
Lalu Nabi Muhammad SAW memberikan jawaban kepada para sahabat bahwa amalan yang paling dicintai adalah puasa di 10 hari pertama Dzulhijjah.
Meskipun tidak dijelaskan secara jelas nama hari Tarwiyah, hadits tersebut tetap bisa menjadi dalil bahwa ada keutamaan dalam menjalankan puasa sunnah Tarwiyah.
Karena pada dasarnya puasa pada hari tersebut adalah bagian dari 10 hari di bulan Dzulhijjah yang dicintai Allah SWT.
3. Keutamaan Mengikuti Sunnah Rasulullah
Rasulullah SAW yang merupakan utusan Allah SWT yang terakhir untuk umat manusia di bumi. Memberikan banyak contoh tuntunan dalam kehidupan yang bernilai ibadah. Salah satu sunnah yang selalu dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah melaksanakan puasa ini.
Dimana dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya dikatakan bahwa Allah sangat mencintai hari tersebut.
Adanya rasa cinta Allah SWT pada bulan ini, tentu tidak akan dilewatkan Rasulullah SAW begitu saja. Begitu juga dengan umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Tentu akan melaksanakan apa yang disunnahkan dan dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Karena setiap apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah bernilai ibadah dan akan mendapatkan pahala terbaik dari Allah SWT.
4. Melatih Diri Menahan Nafsu
Sama halnya dengan ibadah puasa lainnya, pada puasa Tarwiyah juga akan membuat siapa saja yang melakukan bisa menahan diri.
Adanya upaya menahan diri dari perbuatan tidak baik dan hawa nafsu tentu akan memberikan dampak baik dalam kehidupan.
Dimana orang tersebut akan menjauh dari berbagai macam sifat yang tidak baik. Karena adanya kebiasaan menjauh ini, maka akan membawa seseorang menjadi terlatih dalam menahan hawa nafsu. Tentunya ini juga akan bernilai ibadah karena telah berhasil mengalahkan nafsunya.
5. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Sejatinya setiap ibadah yang dilakukan oleh setiap umat Islam adalah untuk membawanya dekat dengan Tuhannya. Begitu juga dengan puasa yang dilakukan di hari Tarwiyah ini.
Apabila ada seseorang yang melakukan puasa pada bulan ini, maka dapat dipastikan bahwa ada upaya dalam diri orang tersebut untuk mendekatkan diri. Sifat ini lebih disukai oleh Allah SWT daripada melakukan berbagai macam kemungkaran di dunia.
6. Tingkatkan Kepekaan
Keutamaan lainnya dari melaksanakan puasa di hari Tarwiyah adalah dengan meningkatnya rasa kepekaan. Dimana rasa peka ini akan semakin muncul ketika seseorang juga merasakannya sendiri.
Dengan adanya puasa ini akan membuat orang sadar akan beratnya kaum dhuafa dalam menjalankan kehidupannya. Apabila rasa iba tersebut telah muncul, maka setiap orang tidak akan berbuat semena-mena dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salah satunya adalah dengan memberikan apa yang dimilikinya kepada orang yang lebih membutuhkannya. Adanya kegiatan saling memberi ini akan membuat tingkat kesejahteraan merata sehingga bisa menyalurkan rasa bahagia bagi yang memberi dan diberi.
Itulah beberapa keutamaan yang akan didapatkan seseorang saat akan melaksanakan puasa Tarwiyah. Persiapkan diri untuk menjadi bagian dari orang-orang yang senantiasa mendapatkan keutamaan tersebut.
Keutamaan Puasa Arafah
1. Keutamaan Dihapusnya Dosa Selama 2 Tahun
Keutamaan puasa Arafah yang pertama adalah Allah akan menghapus dosa-dosa selama dua tahun bagi orang yang mengerjakannya.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
2. Amalan yang Disukai Allah
“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad)
3. Dilakukan Pada Hari Arafah
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka melebihi hari arafah.” (HR. Muslim)
4. Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)
5. Dijauhkan dari Api Neraka
“Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Dikabulkan Doa-doanya
“Sebaik baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR Tirmidzi).
Dalam hadits lain, dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim).
7. Keutamaan Mendapat Pahala Besar
“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu’, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. A-Ahzab ayat 35).
8. Dimudahkan Masuk Surga
“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.? ; beliau menjawab : “Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu” (HR. Nasa’i).
9. Mendapat Tempat di Surga
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (bahwa beliau) bersabda, “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya” (HR. Bukhari).
10. Keutamaan Mendapat Kegembiraan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa [5] , karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : ‘Aku sedang berpuasa'[6]. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesunguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau misk[7] orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya” (HR. Bukhari).
11. Keutamaan Mendapat Syafaat di Hari Kiamat
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Puasa mengatakan ‘Wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari maka berilah ia syafaat karenaku.’ Al-Qur’an pun berkata, ‘Aku menghalanginya dari tidur pada malam hari maka berilah ia syafaat karenanya.” Rasulullah mengatakan, “Maka keduanya akan memberikan syafaat.” (HR. Ahmad)
Waktu Pelaksanaan Puasa
Puasa sunah Tarwiyah & Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah dan masuk dalam 10 hari pertama yang disunnahkan untuk berpuasa.
Untuk puasa Tarwiyah sendiri masuk pada hari kedelapan di bulan Dzulhijjah. Tepatnya akan dilaksanakan dua hari sebelum hari raya Idul Adha. Sedangkan Puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Niat Puasa dalam Hari Tarwiyah & Arafah
Perlu diperhatikan bahwa setelah mengetahui tanggal pelaksanaan secara pasti, baik itu kalender Hijriah ataupun Masehi, maka jangan lupa untuk membaca niat saat akan melaksanakan puasa.
Niat Puasa Tarwiyah
Karena setiap ibadah yang akan dilakukan bisa dinilai ibadah jika dilakukan dengan niat. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai niat ini juga sangat penting untuk diketahui. Untuk lafadz niat dalam puasa Tarwiyah adalah sebagai berikut.
“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.”
Dalam melakukan niat tersebut, tidak ada kewajiban untuk meniatkannya terlebih dahulu sebagaimana puasa fardhu di bulan Ramadhan.
Jadi bagi siapapun yang berniat ingin melaksanakan puasa di hari Tarwiyah, namun lupa niat di malam hari, maka orang tersebut bisa meniatkan puasa hari Tarwiyah saat pagi hari dengan catatan belum makan dan minum.
Itulah tata cara yang membedakan antara puasa sunnah dan puasa fardhu.
Niat Puasa Arafah
Niat puasa Arafah perlu diketahui oleh umat Islam yang akan menjalankannya. Niat adalah bacaan yang utama dalam suatu ibadah. Berikut niat puasa Arafah:
Nawawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’aala
Artinya: “Saya sengaja berpuasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”
Hukum Puasa Tarwiyah & Arafah
Pelaksanaan puasa di awal 10 hari bulan Dzulhijjah ini memang telah dijelaskan dalam beberapa hadits dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Tarwiyah yang merupakan bagian dari 10 hari pertama tersebut tentu memiliki hukum yang sama dengan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini.
Untuk lebih memberikan penguatan terhadap penjelasan hukum pelaksanaan puasa ini, simak hadits di bawah ini:
“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan sholat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh).” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Dalam hadits tersebut telah dijelaskan bahwa Rasulullah SAW telah melaksanakan puasa pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.
Pada penjelasan tersebut tentu sudah sangat jelas bahwa Tarwiyah & puasa Arafah masuk di dalamnya meskipun tidak dijelaskan secara rinci.
Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa ini hukumnya adalah sunnah sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah SAW. Jika suatu ibadah dihukumi sunnah, maka ibadah tersebut jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Sedangkan apabila ditinggalkan, maka tidak akan memberikan dampak apapun kepada orang tersebut. Dalam artian tidak akan mendapatkan pahala ataupun dosa jika ditinggalkan.
Distribusi Qurban ke Daerah Minus Qurban
Idul Adha tanpa ada momentum penyembelihan hewan qurban? gimana ya rasanya?
Ternyata saat Idul Adha di beberapa wilayah di Jawa Tengah masih banyak desa yang minim pequrban, atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal tersebut disebabkan karena persebaran daging hewan qurban yang tidak merata. Sehingga ada daerah yang mengalami surplus daging hewan qurban dan ada daerah yang mengalami defisit daging hewan qurban.
Persebaran distribusi hewan qurban yang kurang merata & akses yang jauh dari perkotaan jadi salah satu penyebabnya. Menurut data IDEAS, di tahun 2023 jumlah persebaran distribusi hewan qurban masih dominan di wilayah-wilayah perkotaan.
Itu sebabnya, banyak saudara kita di pelosok-pelosok desa yang mengalami defisit hewan qurban. Seperti wilayah Boyolali, Purbalingga dan beberapa lokasi lain di Jawa Tengah. Jadi tak semua saudara dapat merasakan daging qurban di setiap tahunnya.
Jika pada bulan Ramadhan kita diwajibkan berpuasa, saat Iduladha nanti kita dianjurkan untuk makan makanan yang enak dan bergizi bersama saudara-saudara kita lewat qurban yang kita tunaikan. Tak hanya itu, perintah qurban pun banyak sekali manfaatnya untuk kita semua.
Sayangnya, di saat Idul Adha di beberapa wilayah di Jawa Tengah masih banyak desa yang minim pequrban, atau bahkan tidak ada sama sekali.
Bismillah, tahun ini #WayaheQurban, niat karena Allah Ta’ala untuk bahagiakan saudara dengan meluaskan manfaat qurban sampai ke pelosok daerah yang mengalami minus qurban denggan klik gambar di bawah ya!