Skip to content

Qurban atau Sedekah, Mana yang Didahulukan?

Qurban atau Sedekah?
Waktu Baca: 3 menit

LAZIS JATENG – Qurban dan sedekah, masing-masing dari dua ibadah di atas memiliki keistimewaannya tersendiri. Satu ibadah dengan yang lain memiliki aspek keistimewaan yang berbeda. Sedekah memiiki keistimewaan dan keutamannya, begitu juga dengan qurban yang memiliki keistimewaannya. 

Jika mampu maka tunaikanlah keduanya, akan tetapi jika jumlah uang yang dimiliki terbatas, maka pilih yang paling bermanfaat, sesuai dengan kondisi pribadi dan orang-orang di sekitar kita. Namun ada yang perlu kita erhatikan mengenai hal tersebut, Para ulama di antaranya adalah Imam Ahmad menyatakan bahwa menyembelih kurban lebih utama daripada mensedekahkan harganya.

Ibnul Qayyim berkata, “Menyembelih pada waktunya lebih utama daripada sedekah dengan harganya, sekalipun dengan jumlah sedekah yang lebih besar daripada harga kurban, karena penyembelihan dan mengalirkan darah itu sendiri menjadi sasaran, ia adalah ibadah yang disandingkan dengan shalat.”

Allah ta’ala berfirman, artinya, “Maka shalatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah.”  (QS. Al-Kautsar: 2)

Dan Allah ta’ala berfirman, artinya, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, penyembelihaku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” 

Para ulama di antaranya adalah Imam Ahmad menyatakan bahwa menyembelih kurban lebih utama daripada mensedekahkan harganya.

Menurut Ustaz Abdul Somad (UAS), seperti yang dilansir dari republika ada perbedaan antara dua amalan tersebut. Berqurban merupakan suatu ibadah khusus yang tak bisa ditukar dengan amalan lain. Amalan ini dilakukan dengan cara menyembelih hewan, yakni kambing, domba, lembu, kerbau, atau unta.

Qurban Idul Adha pun harus diselenggarakan pada hari-hari yang telah ditentukan, yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijah. Niatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Qurban atau Sedekah, Mana yang Didahulukan?
Proses penyembelihan hewan qurban Lazis Jateng (Foto: Aset Dokumentasi)

Maka saat kita bertemu sebuah keadaan dimana di dalamnya berkumpul banyak ibadah maka langkah yang tepat seorang mukmin adalah mengikuti kaidan-kaidah berikut :

Pertama, Al-Jam’u aula minat tarjih.

Artinya : Menggabungkan selama itu mungkin, lebih baik daripada memilih salah satu.

Misal, pada saat tiba moment berqurban, kita mampu berqurban, dan mampu juga bersedekah. Maka selama kita mampu melakukan keduanya, mengapa tidak? Jika kita bisa memborong pahala, kenapa tidak kita lakukan? Karena Allah telah memotivasi kita untuk terdepan dan menjadi juara dalam ibadah.

Dalam hal duniawi saja, seorang pengusaha saat dia mendapatkan dua proyek dengan profit yang besar, kemudian dia mampu menggarap keduanya dalam satu waktu, tanpa ragu dia akan memilih langkah itu. Karena sadar keuntungan besar yang akan dia dapatkan. Mengapa dalam hal akhirat, ketika kita mampu melakukan langkah ini, tidak kita upayakan?

Baca Juga: 3 Alasan Kenapa Berqurban di LAZiS Jateng

Kedua, Idza Tazaahamat al-Masholih quddimal a’la ‘alal adna.

Artinya, jika berkumpul dalam satu waktu beberapa kebaikan/ibadah (maslahat), maka dahulukan kebaikan yang paling afdhol.

Kaidah ini bisa kita terapkan saat kita tidak mampu mengkompromikan ibadah-ibadah yang berkumpul dalam satu kesempatan. Lantas, manakah yang lebih afdhol yang layak kita prioritaskan?

kita dapat ketahui ini dengan melihat jenis waktu pelaksanaan dua ibadah tersebut. Karena waktu ibadah ada dua macam:

1. Muwassa’ (Ibadah yang waktunya longgar)
2. Mudhoyyaq (Ibadah yang waktunya sempit)

Ibadah yang waktunya sempit / terbatas (Mudhoyyaq), tentu lebih layak kita prioritaskan. Berqurban misalnya, waktunya sangat terbatas. Hanya di 10 Dzulhijjah saja. Hanya sekali dalam satu tahun. Maka ibadah ini lebih layak kita utamakan. Adapun menyantuni orang-orang yang membutuhkan, waktunya longgar (Muwassa’), bisa dilakukan di selain 10 Dzulhijjah, kapan saja bisa.

Dengan demikian, seorang telah memilih langkah yang bermaslahat. Karena ada kemungkinan dia dapat melakukan kedua ibadah tersebut. Di hari raya Qurban dia berqurban, kemudian di luar hari raya Qurban, dia bisa bersedekah. Berbeda jika dia tinggalkan berqurban di hari raya Qurban, kemudian lebih memilih berderma, maka dia akan kehilangan kesempatan mendapatkan pahala berqurban, dan hanya bisa melakukan satu ibadah saja diantara dua ibadah harta ini, yaitu bersedekah, yang mana waktunya longgar.

Wallahua’lam

Sahabat kepedulian, yuk optimalkan dalam melaksanakan ibadah, niatkan ibadah yang kita tunaikan utamakan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, semoga Allah senantiasa menjaga amal ibadah kebaikan kita. Aamiin.

Bagi kamu yang mau melaksanakan ibadah Qurban, yuk segera tunaikan bersama LAZiS Jateng dengan klik gambar di bawah ini ya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Baca Lainnya

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *