Skip to content

7 Fakta Terkini Pembantaian Israel di Jalur Gaza

7 Fakta Terkini Pembantaian Israel di Jalur Gaza
Jalur Gaza luluh lantak digempur serangan udara Israel. (AP/Fatima Shbair)
Waktu Baca: 5 menit

LAZIS JATENG – Pembantaian massal Israel di Jalur Gaza, Palestina, berkobar untuk hari ke-27 pada hari Kamis (2/11) dan bentuk dukungan pun masih mengalir dari masyarakat dunia khususnya Indonesia. Salah satunya yang dapat dilihat di jagat Twitter dengan hastag #FreePalestine.

Berikut fakta terkini dari pembantaian di Gaza dan juga bentuk dukungan masyarakat dunia terhadap rakyat Palestina:

  1. Jumlah Korban Mencapai 8.525 jiwa

Israel masih terus melakukan serangan di Gaza, Palestina. Total sudah 25 hari Israel menggempur wilayah itu tanpa henti.

Sejak 7 Oktober hingga Selasa, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 8.525 orang tewas. Sebanyak 3.500 adalah anak-anak.

Meski beberapa pihak meneriakkan gencatan senjata dan menyebut Israel melalukan genosida, pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu malah semakin beringas. Kemarin malam, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi terbesar di Gaza Utara, Jabalia.

Menurut perkitaan Rumah Sakit Indonesia yang mengevakuasi korban total 400 orang tewas dan terluka dalam serangan. “Jumlah awal korban syahid dan terluka dalam serangan pendudukan di Jabalia adalah 400 orang,” tegas Direktur RS Indonesia, Dr Atef Al-Kahlot saat konferensi pers, dikutip CNBC International dari NBC Rabu (1/11/2023).

Jabalia sendiri merupakan wilayah padat. Daerah itu menampung keluarga pengungsi dari perang dengan Israel sejak tahun 1948.

Dalam laporan lain, mengutip AFP, sudah 50 orang dilaporkan tewas sementara ribuan luka. Kemungkinan angka akan semakin bertambah.

Makin gencarnya serangan Israel dilakukan pasca Netanyahu menolak seruan internasional untuk “jeda kemanusiaan” untuk pengiriman bantuan darurat kepada warga sipil yang menderita akibat kekurangan makanan, obat-obatan, air minum dan bahan bakar. Ia bahkan berjanji melanjutkan rencana untuk memusnahkan Hamas meski korban warga Gaza makin banyak.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan perlindungan warga sipil yang terperangkap dalam konflik. Ia menekankan perlunya perilaku proporsional dan tindakan pencegahan oleh semua pihak.

2. Anak-anak dan perempuan jadi korban

Menurut Worldometer, populasi di Palestina pada Oktober 2023 sebanyak 5,3 juta jiwa.

Sementara itu menurut NPR, populasi di Jalur Gaza mencapai 2,2 juta jiwa. Hampir setengah populasi di Gaza atau sekitar 47,3 persen di antaranya berusia di bawah 18 tahun.

Konflik yang kerap menyergap Palestina membuat banyak warganya meninggal dunia di usia muda. Mereka bisa meninggal karena perang atau menjadi korban karena sistem kesehatan yang buruk.

Blokade itu berdampak ke kurangnya alat kesehatan seperti kain kasa dan infus. Dikutip dari VIVA, sekitar 66 persen adalah korban perempuan dan anak-anak. Utusan Palestina di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Riyad Mansour mengatakan bahwa jumlah anak-anak yang tewas dalam serangan Israel sudah menyentuh angka 3.000 jiwa. 

3. Perekonomian Gaza hancur

Israel memberlakukan blokade total di Jalur Gaza setelah kelompok militan Islam Hamas mengirim pejuangnya melintasi perbatasan.

Namun, blokade Israel terhadap Jalur Gaza ini sebenarnya sudah berlaku sejak 2007, sehingga menyebabkan penurunan signifikan terhadap PDB riil per kapita Palestina, lonjakan pengangguran dan kemiskinan. 

Hal itu diungkapkan oleh laporan yang dikeluarkan oleh Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD). 

Menurut studi PBB tersebut, pada periode 2006 hingga 2022, populasi Gaza naik 61%, akan tetapi PDB hanya tumbuh 1,1%, dan PDB riil per kapita menyusut 27% dari USD1.994 pada 2006 menjadi USD1.257 di tahun 2022, dibandingkan dengan USD2.923 dan USD4.458 di Tepi Barat.

4. Bantuan kemanusiaan tanpa BBM

Sebanyak 59 truk bantuan kemanusiaan mulai masuk ke Jalur Gaza melalui titik penyeberangan Rafah dari Mesir, lapor kelompok Bulan Sabit Merah Palestina. Puluhan truk itu membawa makanan, air, bantuan, obat-obatan dan pasokan medis.

Sebanyak 217 truk dengan pasokan bantuan tidak termasuk bahan bakar telah tiba di Jalur Gaza sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.

PBB mengatakan, sebelum konflik terbaru ini, rata-rata 500 truk memasuki wilayah tersebut setiap hari. Namun semua itu terhenti setelah pecahnya pertempuran di Gaza.

Hal tersebut menyebabkan daerah kantong Palestina itu mengalami kekurangan makanan, air dan obat-obatan.

Menurut proyeksi PBB, setidaknya dibutuhkan 100 truk setiap hari untuk memasok kebutuhan dasar bagi 2,3 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza. Namun, yang menjadi masalah selanjutnya adalah bahwa bantuan yang masuk tak diimbangi dengan pasokan/ bantuan bahan bakar di sana. Sebab, bahan bakar menjadi salah satu faktor penting dan menjadi  bantuan yang paling dibutuhkan. 

5. Israel bom 600 lokasi

Israel mengatakan mereka telah menyerang lebih dari 600 sasaran dalam 24 jam terakhir, naik dari 450 sasaran pada hari sebelumnya, dan mengklaim telah menewaskan puluhan militan.Hamas juga melaporkan pertempuran sengit di Gaza utara dan merilis sejumlah foto tewasnya puluhan tentara Israel. Tidak diketahui lokasi persis peristiwa itu terjadi.

6. Dukungan untuk Palestina datang dari berbagai negara

Puluhan ribu pengunjuk rasa berunjuk rasa di Timur Tengah dan di beberapa bagian Asia, Eropa dan Amerika Serikat pada Jumat (14/10/2023) untuk mendukung rakyat Palestina. Mereka mengecam Israel ketika mereka meningkatkan serangannya ke Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas .

Di Turki, massa berkumpul di luar masjid sambil meneriakkan menentang Israel dan memberi hormat kepada Hamas. Di kota Diyarbakir di bagian tenggara, pemilik bisnis berusia 46 tahun, Mikail Bakan, mengatakan: “Seluruh dunia Muslim harus bersatu melawan Israel.”

Di Nablus, di Tepi Barat yang diduduki Israel, para pemuda membakar jalan-jalan dan bentrok dengan militer Israel.

Sebuah bendera Palestina berukuran besar dikibarkan di atas kepala pada sebuah protes di Roma, dan demonstrasi terjadi di kota-kota Eropa lainnya termasuk di Braband di Denmark dan di Berlin, di mana beberapa pengunjuk rasa ditahan oleh polisi.

Para demonstran di AS menunjukkan solidaritas terhadap kedua belah pihak dalam konflik tersebut ketika kota-kota besar mulai dari New York City hingga Los Angeles memperkuat kehadiran polisi mereka di lingkungan Yahudi dan Muslim.

Di Washington, unjuk rasa yang mendukung Israel dan komunitas Yahudi Amerika dihadiri sekitar 200 orang di Freedom Plaza, di depan kompleks Capitol, tempat polisi mendirikan pagar pelindung pada malam sebelumnya.

Di New York, kerumunan pengunjuk rasa berkumpul di dekat Times Square, menuntut kemerdekaan Palestina dan mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Di Bagdad pada hari Jumat, puluhan ribu warga Irak berunjuk rasa di tengah Lapangan Tahrir, mengibarkan bendera Palestina dan membakar bendera Israel sambil meneriakkan anti-AS. dan slogan-slogan anti-Israel.

Di ibu kota Bangladesh, Dhaka, para aktivis memprotes tindakan Israel setelah salat Jumat di masjid utama. Anggota komunitas Muslim Jepang berdemonstrasi di dekat kedutaan Israel di Tokyo, memegang poster dan meneriakkan “Israel, teroris” dan “Bebaskan Palestina”.

Di Sri Lanka, pengunjuk rasa mengacungkan poster yang bertuliskan, “Palestina, kamu tidak akan pernah berjalan sendirian”. Para pengunjuk rasa juga turun ke jalan di Bulgaria, Yaman, Cape Town, wilayah Kashmir India, Pakistan, Afghanistan dan Mesir.

Negara-negara di ASEAN seperti Indonesia dan Malaysia juga tak kalah. Negara yang mayoritas dihuni masyarakat Muslim ini turut menyuarakan dukungan untuk Palestina di berbagai wilayah. 

7. Semangka, simbol solidaritas & perlawanan Palestina di bawah penjajahan Israel

Semangka diketahui menjadi simbol perlawanan masyarakat Palestina terhadap Israel. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir berbagai karya seni simbol Semangka ramai diunggah di media sosial.

Dilansir Liputan6.com dari Time, Kamis (2/11/2023), penggunaan semangka sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina bukan hal yang baru. Bahkan, simbol ini pertama kali muncul saat Perang Enam Hari pada 1967. Perang ini terjadi saat israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, dan mengontrol Yerusalem Timur.

Melalui media sosial, semangka sendiri kini dijadikan sebagai simbol solidaritas serta pengganti bendera Palestina. Bahkan, tak sedikit pula netizen dari berbagai belahan dunia yang turut mengunggah gambar semangka, baik dalam foto ataupun sebuah ilustrasi.

Dalam Perang Enam Hari yang terjadi pada 1967, pemerintah Israel saat itu menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat. Untuk menghindarinya, masyarakat Palestina pun mulai menggunakan semangka. Pasalnya, saat dibelah, buah tersebut memiliki warna bak bendera Palestina, yakni, merah, hitam, putih dan hijau.

Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada tahun 2021 bahwa pejabat Israel pada tahun 1980 menutup pameran di 79 Galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya lainnya, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.

Israel mulai mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada tahun 1993, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo. Perjanjian ini mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina dan merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Penggunaan semangka sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap Israel kembali muncul pada 2021. Hal ini menyusul pada keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

Jangan berhenti bersuara, tunjukkan pada dunia bahwa apa yang dialami rakyat Palestina bukanlah hal yang dianggap kecil. Tak perlu jadi muslim untuk membela mereka. Cukup menjadi manusia.

Terus do’akan dan berikan dukungan terbaik yang bisa kita lakukan ya. Untuk kamu yang ingin turut hadir bersamai perjuangan rakyat Palestina. Bisa menyalurkan donasi terbaiknya melalui :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Baca Lainnya

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *