Skip to content

Qurban Sebagai Saksi Amal Di Hadapan Allah Ta’ala

Qurban Sebagai Saksi Amal Dihadapan Allah
Ilustrasi sapi qurban (Foto: alamy)
Waktu Baca: 3 menit

LAZIS JATENG – Kesempatan ibadah qurban hanya kita dapatkan sekali dalam setahun. Kesempatan yang terbatas namun memberikan pahala banyak dan manfaat yang luas. Pernah terpikirkan apa yang membuat ibadah qurban itu luar biasa?

“Dari setiap rambut pada bulu-bulunya terdapat suatu kebaikan”. (H.R Ibnu Majah, Ahmad, Tirmidzi)

Bukan hanya memiliki keutamaan yang besar, ibadah qurban juga merupakan ibadah yang ditekankan oleh Rasulullah SAW untuk dilakukan jika memiliki kelapangan rezeki di setiap tahunnya.

Rasulullah SAW pernah mengingatkan, “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat Id kami.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Sama halnya bagi seorang muslim yang telah memenuhi syarat, yakni bebas atau merdeka (bukan hamba sahaya), sudah akil baligh, berakal, dan mampu untuk berkurban. Apabila semua aspek tersebut terpenuhi maka hukumnya adalah yang paling utama.

Hal yang menjadi alasan ibadah qurban dikategorikan sunnah muakkad (utama) adalah ibadah qurban memotivasi umat Islam untuk meningkatkan pengorbanan yang besar untuk kepentingan agama Allah. Bahkan Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa mengatakannya lebih utama daripada sedekah.

Bahkan setiap bagian dari hewan-hewan kurban itu akan datang di hari kiamat kelak.

“Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah, pahalnaya telah diterima di sisi Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan berkurban,” (HR Tirmidzi).

Bukan hanya dagingnya, setiap tetes darah dan bulu dari hewan Qurban adalah saksi untukmu di akhirat kelak.


حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِي أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

“Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, & Hakim).

Qurban Sebagai Saksi Amal Dihadapan Allah Ta'ala
Ilustrasi qurban domba dan sapi (Foto: Istock)

Selain sebagai saksi amal dihadapan Allah Ta’ala, berikut lima keutamaan ibadah qurban lainnya yang akan didapatkan bagi yang melaksanakan ibadah tersebut di hari raya Idul Adha.

1. Qurban sebagai Pintu Mendekatkan Diri Kepada Allah

Sungguh ibadah qurban adalah salah satu pintu terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana halnya ibadah shalat. Ia juga menjadi media taqwa seorang hamba. Sebagaimana firman Allah surat Al-Maidah ayat 27,

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa”.

Berqurban juga menjadi bukti ketaqwaan seorang hamba. Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman:

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS:Al Hajj:37)

2. Qurban sebagai sikap Kepatuhan dan Ketaaan pada Allah

Qurban sebagai wujud meneladani Nabi Ibrahim dan Ismail. Terutama tentang kisah keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah. Dalam prakteknya, memperkukuh empati, kesadaran diri, ibadah ini juga erat kaitannya dengan pengendalian dan pengelolaan diri yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji seorang muslim.

Sebagaimana hadits dalam sebuah hadits,

“… Rasulullah bersabda: “Ini adalah sunah bapak kalian, Ibrahim.” Mereka berkata: “Lalu pada hewan tersebut, kami dapat apa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu ada satu kebaikan.” Mereka berkata: “Bagaimana dengan shuf (bulu domba)?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu shuf ada satu kebaikan.” [HR. Riwayat Ibnu Majah dalam Sunannya No. 3127]

3. Sebagai Bentuk Solidaritas Kepada Sesama

Qurban juga menjadi wujud solidaritas antar manusia, khususnya umat Muslim. Tidak seperti puasa yang aspek hubungannya langsung dari individu kepada Allah (hablumminallah), qurban merupakan amalan yang juga mengandung aspek sosial hubungan antar sesama manusia (hablumminannas).

Merayakan Idul Adha dengan berqurban juga menjadi sarana meningkatkan empati dan solidaritas sesama umat islam. Hal itu diwujudkan dengan aksi dibagikannya daging qurban secara merata kepada kaum muslim.

Hadits dari Ali bin Abi Thalib, ”Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan qurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan qurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.”

Betapa membahagiakannya, karena kita memiliki bekal dari ibadah yang kita jalankan ini, dan Allah sangat mencintai amalan hamba-hambanya yang berqurban.

Sahabat, yuk persiapkan untuk berqurban tahun ini. Tunaikan qurban sebagai tanda cinta kepada Allah, dan tanda cinta kepada saudara seiman dengan klik gambar di bawah ini ya!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Baca Lainnya

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *