Skip to content

4 Sikap Seorang Muslim dalam Menyikapi Kehidupan Duniawi

4 Sikap Seorang Muslim dalam Menyikapi Kehidupan Duniawi
Muslim sujud di masjid (Foto: Istock)
Waktu Baca: 4 menit

LAZiS JATENG – Sejatinya kehidupan di dunia ini adalah fana dan sementara. Kita hidup di sini hanya untuk mencari bekal dan Ridha-Nya agar kembali dalam keadaan terbaik di akhirat kelak. Nah, sebagai muslim terkadang kita mengalami kebingungan harus bersikap seperti apa dan bagaimana terhadap kehidupan di dunia ini.

Untuk itu, ada beberapa sikap seorang Muslim yang harus dilakukan dalam menyikapi kehidupan duniawi, dan kesemuanya ini ada benang merahnya. Yaitu tentang sabar, ikhlas, dan syukur. Di sinilah indah dan nikmatnya menjadi seorang Muslim. 

Senantiasa Memanfaatkan Waktu

Poin pertama adalah selalu memanfaatkan waktu. Muslim yang baik tidak pernah menyia-nyiakan apapun yang ada dalam kehidupannya, apalagi waktu. Allah Swt. bahkan sampai bersumpah ‘Demi Masa’ di surah yang ke-103. 

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS Al-Hasyr, 59: 18) 

Sebab, waktu sangatlah berharga dalam Islam. Sebagai muslim, kita senantiasa diperintah untuk memaksimalkan setiap waktu yang Allah berikan kepada kita. Upayakan kita selalu mengikhtiarkan agar memanfaatkan setiap waktu kita untuk semakin dekat dengan Allah ya, sahabat.

InsyaAllah, kalau kita selalu memaksimalkan waktu untuk beribadah, maka Allah akan memberikan Rahmat dan keberkahan untuk kita. Setiap aktivitas sehari-hari, baik bekerja, bermain atau apapun kita niatkan untuk ibadah kepada Allah Ta’ala yuk!

Berusaha untuk Tidak Pernah Mengeluh dengan Keadaan

Selanjutnya adalah tidak pernah mengeluh. Manusia memang makhluk yang lemah, apalagi kalau hidupnya berada pada titik terendah. Bahkan tak jarang kita mungkin sering merasakan hal yang menurut kita kurang mengenakan. Sahabat, percayalah, bahwa semua yang Allah takdirkan adalah sesuatu yang terbaik untuk kita jalankan. Ada banyak hikmah, kebaikan dari ujian yang Allah berikan. Jika ingin mengeluh, mengadulah kepada Allah Swt.

“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat.” (QS Al-Ma’arij, 70: 19-22)

Mengeluh tentu boleh, sebab sebagai manusia kita memang makhluk yang lemah. Namun, upayakan agar kita bisa mengelola emosi supaya bisa menempatkan rasa dan keluh kesah ini dengan baik & benar ya.

4 Sikap Seorang Muslim dalam Menyikapi Kehidupan Duniawi
Ilustrasi Muslimah Berdoa (Foto: Istock)

Senantiasa Memperkuat Kesabaran

Poin ketiga adalah memperkuat kesabaran. Sahabat, dalam menjalani kehidupan, boleh jadi kita seringkali menemukan kendala/ masalah yang Allah ujikan kepada kita. Sebagai muslim kita tentu dituntut untuk tetap bersabar menjalani ujian tersebut. Ya, sabar memang tidaklah mudah, namun ada banyak kebaikan yang insyaAllah kita dapatkan apabila kita mengamalkan sifat tepuji yang satu ini. 

Definisi sabar itu sendiri terbagi menjadi beberapa hal, 1) Menahan diri dari marah dan dendam; 2) Menahan lisan dari keluh kesah; dan 3) Menahan anggota tubuh dari segala bentuk maksiat/penyimpangan. Allah telah menyuruh kita untuk tetap bersabar dengan segala kondisi yang kita alami, Dia berfirman yang artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (QS Ali-Imran, 3: 200).

Nah, Allah juga mengingatkan kita pada janji-Nya untuk orang-orang yang senantiasa bersabar dengan balasan pahala tanpa batas. 

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS Az-Zumar, 39: 10) 

Bagi seorang Muslim bersabarlah dalam ibadah dan ketaatan, sabar dalam berdakwah (mengajak kebaikan), sabar (menahan diri) dari kemaksiatan, sabar dalam menjaga hubungan sesama manusia, sabar ketika ditimpa musibah, dan sabar dalam berjuang di jalan Allah.

Baca Juga: Istighfar : Manfaat & Keutamaan, Yuk Simak!

Ridha Terhadap Ketentuan Allah

Poin keempat adalah berupaya meridhai ketentuan Allah, termasuk juga harus diridhai-Nya.

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS Al-Bayyinah, 98: 8)

Kesabaran itu merupakan buah dari takut kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda yang artinya,

“Sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling takut kepada Allah di antara kalian.” 

Manusia tidak boleh takut kepada selain Allah. Takut yang dimaksud adalah 1) Takut akan azab/siksaan Allah; 2) Takut tidak diberikan ampunan; 3) Takut tidak diterimanya amal; dan 4) Takut su’ul khatimah alias akhir hidup yang tidak baik.

Tentunya sebagai muslim kita juga dianjurkan untuk menerima atau Ridha dengan setiap karunia yang Allah berikan kepada kita di dunia ini. Baik itu yang kita harapkan atau apapun yang Allah takdirkan. Semoga dengan itu kita bisa mendapatkan balasan terbaik di sisi-Nya ya, sahabat.

Bersyukur Atas Apa yang Jadi Ketetapan-Nya di Dunia

Terakhir adalah bertekad dan berjuang untuk menjadi manusia bersyukur. Allah Swt. sudah menjelaskan ini semua di dalam ayat-ayat-Nya. 

“Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS Al-Baqarah, 2: 243) 

Dalam ayat lain, dijelaskan bahwa dengan bersyukur maka insyaAllah akan Allah tambahkan nikmat yang lain.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim, 14:7)

Sebagai penutup, untuk menjadi Muslim yang bersyukur maka harus memahami Rukun Syukur. Rukun menurut ajaran Islam merupakan hal pokok/dasar yang tidak boleh ditinggalkan, misalnya saja seperti membaca Al-Fatihah di dalam shalat.

Rukun Syukur itu adalah 1) Tunduk dan patuh kepada Allah; 2) Makin cinta kepada Allah; 3) Memuji dan menceritakan hanya kepada yang berhak dan proporsional; 4) Pengakuan diri atas nikmat yang diberikan; dan 5) Tidak menyalahgunakan nikmat.

Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu kita renungkan untuk menyikapi kehidupan di dunia yang hanya sementara ini, ya sahabat. Ya, sebab sejatinya kehidupan di dunia hanyalah sementara/ fana. Kehidupan yang abadi adalah kampung akhirat kelak, maka dengan begitu semoga kita lebih bijak lagi bersikap seperti apa dan hidup kita di dunia ini bisa menjadi jalan kita untuk mendapat tempat terbaik di akhirat ya, sahabat. Aamiin.

Untuk semakin maksimal beribadah dan mencari bekal akhirat kelak, yuk kita optimalkan dengan berbagi kebahagiaan untuk saudara kita yang membutuhkan. Kamu bisa bersamai ikhtiar ini dengan berkontribusi melalui :

SEDEKAH MUDAH DI LAZIS JATENG

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Baca Lainnya

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *